Teori Kpribadian Sehat
Kepribadian adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia
Psikologi, kepribadian seseorang bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh
reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam berbagai keadaan. Untuk definisi
kepribadian hampir bisa dikatakan tidak ada suatu kesepakatan definisi dari
keseluruhan pandangan yang pernah dilontarkan.
Sehat merupakan bagian dari harta manusia yang tak
ternilai harganya. Sehat merupakan anugerah dari Sang Maha Pencipta untuk
makhluk hidup melakukan perbuatan mulia sehingga sehat dapat di pandang indah
untuk selalu disandang oleh individu yang sadar akan hal tersebut.
Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran
Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model
kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud
(1856-1938). Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tengtang struktur
kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu
perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan
dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam
perilaku dan pikiran. menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan
ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual.
Dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan
gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental yang disebut
psikoneurosis.
Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan
tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang
tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari
psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar gangguan –
gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode
analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat
suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong
individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu
berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
– Id merupakan bagian palung primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah nanti
ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan
menghindari yang tidak menyenangkan.
– Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian,
ia berfungsi secara rasional berdasakan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi
kebutuhan Id secara realistis,yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring
dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
– Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai
moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada
dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai
penilai apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi
pada kesempurnaan.
Freud mengumpamakan pikiran manusia sebagai fenomena
gunung es. Bagian kecil yang tampak diatas permukaan air menggambarkan
pengalaman sadar, bagian yang jauh lebih besar di bawah permukaan air yang
menggambarkan ketidaksadaran aeperti impuls, ingatan. Nafsu dan hal lain yang
mempengaruhi pikiran dan perilaku.
Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai
fungsi,sifat,komponen,prinsip kerja,dinamisme,dan mekanismenya sendiri,namun
mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit(tidak
mungkin)untuk memisah-misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya
terhadap tingkah laku manusia.Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari
interaksi diantara ketiga sistem tersebut,jarang salah satu sistem berjalan
terlepas dari kedua sistem lainnya.
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis:
1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut
pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
Kepribadian
Sehat Menurut Aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus
dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan
bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan
manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama
kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting.
1. Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak
dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat
bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami
antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak
tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan
yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap
rangsangan itu. Salah satu penganut watson yang sangat besar masukannya untuk
perkembangan behaviorisme adalah B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia
seperti mesin yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian.
Ini menganggap manusia yang meberikan respon positif yang berasal dari luar.
Dalam aliran ini manusia di anggap tidak memiliki sikap diri sendiri.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif
terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem
yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap
manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan
lingkungannya
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki
sikap dengan bawaan sendiri
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang
obyektif
Kepribadian
Sehat Menurut Aliran Humanistik
Aliran Humanistik merupakan
kontribusi besar dari psikolog - psikolog terkenal seperti Carl Rogers, Goldon
Allport dan Abraham Maslow. Humanistik muncul sebagai gerakan besar psikologi
pada tahun 1950 – 1960-an. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas
martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Manusia mempunyai potensi
di dalam dirinya untuk berkembang sehat dan kreatif. Kreativitas adalah potensi
semua orang yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan khusus.
Aliran ini mengkritisi
aliran Behaviorisme yang menekankan pada stimulasi tingkah laku yang teramati.
Menurut aliran Humanistik, pandangan Behaviorisme terlalu menyederhankan dan melalaikan
manusia dari pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks, nilai-nilai
cinta kasih atau kepercayaan, juga potensi dan aktualisasi diri. Humanistik
sangat mementingkan self (diri)
manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman - pengalaman subjektif
individual.
Aliran Humanistik juga tidak
menyetujui pandangan Psikoanalisis yang cenderung pesimistik dan pandangan
Behaviorisme yang cenderung memandang manusia sebagai netral (tidak baik dan
tidak jahat). Menurut aliran Humanistik, Psikoanalisis dan Behaviorisme telah
salah dalam memandang tingkah laku manusia, yaitu sebagai tingkah laku yang
ditentukan oleh kekuatan - kekuatan diluar kekuasaanya (entah sadar entah
tidak). Humanistik memandang manusia pada hakikatnya adalah baik. Perbuatan -
perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri dipandang sebagai
tingkah laku patologik yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari sifat
yang pada dasarnya baik tersebut. Seorang manusia tidak dipandang sebagai mesin
otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta aktif yang mempunyai kemerdekaan
memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan nasib orang lain. Aliran
Humanistik memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar
dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi
maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta
mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang
sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam
dirinya sendiri. Bukan hanya mengandalakan pengalaman - pengalaman yang
terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola
mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat
pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah
mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang
terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah
mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap
individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan
kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli -
ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia
harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri - ciri lingkungan.
Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif
yang secara potensial menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang
kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap
kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi
dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik
juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan
rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensimaksimal.
Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan
dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilakunya.
Ada empat ciri psikologi yang berorientasi Humanistik, yaitu:
1. Memusatkan perhatian
pada person mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena
primer dalam mempelajari manusia.
2. Member tekanan pada
kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, akutalisasi diri,
sebagai lawan pandang tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistis.
3. Menyadarkan diri pada
kebermaknaan dalam memilih masalah - masalah yang akan dipelajari dan prosedur
- prosedur penelitian yang akan digunakan.
4. Memberikan perhatian
penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia
serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu.
Selain Maslow sebagai tokoh dalam Psikologi Humanistik, juga Carl Rogers, yang
terkenal dengan client - centered therapy.
Gordon
Allport
Kepribadian
yang matang Oleh Gordon Allport:
Saat
ini teori-teori Allport (tentang kepribadian yang sehat) tetap relevan. Berikut
adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang
sehat:
1. Perluasan
Perasaan Diri
ketika
seseorang menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri.
Tidak cukup sekadar berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri.
Lebih dari itu, ia harus memiliki partisipasi yang langsung dan penuh, yang
oleh Allport disebut "partisipasi otentik". Dalam pandangan Allport,
aktivitas yang dilakukan harus cocok dan penting, atau sungguh berarti bagi
orang tersebut. Jika menurut kita pekerjaan itu penting, mengerjakan pekerjaan
itu sebaik-baiknya akan membuat kita merasa enak, dan berarti kita menjadi
partisipan otentik dalam pekerjaan itu. Hal ini akan memberikan kepuasan bagi
diri kita. Orang yang semakin terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas,
orang, atau ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku bukan hanya
untuk pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga dan teman, kegemaran,
dan keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.
2. Relasi
Sosial yang Hangat
Allport
membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu
kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan untuk merasa terharu. Orang yang
sehat secara psikologis mampu mengembangkan relasi intim dengan orangtua, anak,
pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan
perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik. Adaperbedaan hubungan
cinta antara orang yang neurotis (tidak matang) dan yang berkepribadian sehat
(matang). Orang-orang neurotis harus menerima cinta lebih banyak daripada yang
mampu diberikannya kepada orang lain. Bila mereka memberikan cinta, itu
diberikan dengan syarat-syarat. Padahal, cinta dari orang yang sehat adalah
tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Jenis
kehangatan yang lain, yaitu perasaan terharu, merupakan hasil pemahaman
terhadap kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa.
Orang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan,
dan kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.
3. Keamanan
Emosional
Kualitas
utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi
keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara
pasif terhadap kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak
tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari
emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu
hubungan antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi
diarahkan ke dalam saluran yang lebih konstruktif. Kualitas lain dari
kepribadian sehat adalah "sabar terhadap kekecewaan". Hal ini
menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan atas
berbagai keinginan atau kehendak. Mereka mampu memikirkan cara yang berbeda
untuk mencapai tujuan yang sama. Orang-orang yang sehat tidak bebas dari
perasaan tak aman dan ketakutan. Namun, mereka tidak terlalu merasa terancam
dan dapat menanggulangi perasaan tersebut secara lebih baik daripada kaum
neurotis.
4. Persepsi
Realistis
Orang-orang
sehat memandang dunia secara objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis
kerapkali memahami realitas disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan
ketakutan mereka sendiri. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau
situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka
memahami realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan
dan Tugas
Allport
menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalam
pekerjaan tersebut. Kita perlu memiliki keterampilan yang relevan dengan
pekerjaan kita, dan lebih dari itu harus menggunakan keterampilan itu secara
ikhlas dan penuh antusiasme. Komitmen pada orang sehat atau matang begitu kuat,
sehingga sanggup menenggelamkan semua pertahanan ego. Dedikasi terhadap
pekerjaan berhubungan dengan rasa tanggung jawab dan kelangsungan hidup yang
positif. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas
untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis tanpa
melakukan pekerjaan penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan
keterampilan.
6. Pemahaman
Diri
Memahami
diri sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami
diri sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk mencapai pemahaman diri
yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya.
Jika gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya,
individu tersebut semakin matang. Demikian juga apa yang dipikirkan seseorang
tentang dirinya, bila semakin dekat (sama) dengan yang dipikirkan orang-orang
lain tentang dirinya, berarti ia semakin matang. Orang yang sehat terbuka pada
pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif. Orang yang
memiliki objektivitas teradap diri tak mungkin memproyeksikan kualitas
pribadinya kepada orang lain (seolah orang lain negatif). Ia dapat menilai
orang lain dengan seksama, dan biasanya ia diterima dengan baik oleh orang
lain. Ia juga mampu menertawakan diri sendiri melalui humor yang sehat.
7. Filsafat
Hidup
Orang
yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang.
Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai
tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan
tersebut sebagai keterarahan (directness). Keterarahan itu membimbing
semua segi kehidupan seseorang menuju suatu atau serangkaian tujuan, serta
memberikan alasan untuk hidup. Kita membutuhkan tarikan yang tetap dari tujuan
yang bermakna. Tanpa itu mungkin kita mengalami masalah kepribadian.
Carl Rogers
Memahami
dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers yang meliputi
1. Perkembangan
kepribadian “self”
2. Peranan positive regard dalam
pembentukan kepribadian individu
3. Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhya
A. Perkembangan
kepribadian “self”
Inti
dari teori- teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri
untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah- masalah psikisnya
asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan
individu untuk aktualisasi diri. Rogers menerima istilah self dari pengalaman-
pengalaman realita masing- masing individu. Dalam setiap bertambahnya umur
,anak bisa berubah sifat dan perilaku. Dan seorang ibu bisa memperhatikan
perkembangan anak, dari waktu ke waktu dan seorang ibulah yang memelihara dan
mendidiknya dan tidak di serahkan kepada baby sister
B. Peranan positive regard dalam
pembentukan kepribadian individu
Setiap
manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan,
penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain. Kebutuhan
ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi
menjadi 2 yaituconditional positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang berfungsi sepeuhnya
adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Mengapa?
Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang
yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
C. Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhnya
Menurut Rogers, orang yang sehat
secara psikologis akan lebih mudah beradaptasi
Karena
orang psikologis bisa melihat dan menilai sifat-sifat seeorang maka dari itu
dia mudah beradaptasi. Kedua, manusia –manusia masa depan akan lebih
terbuka atas pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan
lebih mendengar dirinya dan memperhatikan perasaan bahagia,
marah,kecewa,ketakutan, dan kelembutan mereka. Ketiga, dari manusia masa depan
adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya pada masa sekarang. Merujuk
kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang sebagaikehidupan eksistensial. Manusia
masa depan tidak mempunyai kebutuhan untuk menipu diri mereka sendiri ataupun
alasan untuk mencoba membuat orang lain kagum. Keempat, manusia masa depan akan
tetap percaya terhadap kemampuan diri mereka untuk merasakan hubungan
yang hamonis dengan orang lain. Kelima, manusia masa depan akan lebih
terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-batasan buatan antara proses kognitif
yang dilakukan secara sadar ataupun yang tidak. Keenam, manusia
masa depan mempunyai kepercayaan pada kemanusiaan. Mereka
tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk kepentingan pribadi; peduli pada
orang lain dan akan siap membantu apabila diperlukan; akan mengalami kemarahan,
tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak akan menyerang secara tidak asuk akal
melawan orang lain; serta akan merasa agresi, tetapi akan mengalihkannya kea
rah yang sepatutnya .
Terakhir,
karena manusia masa depan terbuka dengan semua pengalaman, mereka akanlebih
menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak mendistori
stimulus internal ataupun menahan emosi mereka .
Rogers
meberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
a. Keterbukaan
pada pengalaman
b. Kehidupan
eksistensial
c. Kepercayaan
terhadap organism sendiri
d.
Perasaan bebas
e. Kreatifitas
Abraham
Maslow
Teori Kepribadian Abraham Maslow:
1. Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama
Maslow menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang terpadu dan
terorganisasi, sehingga motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu adalah
motivsi individu seutuhnya bukan bagian darinya. Menurut maslow manusia harus
diselidiki sebagai sesuatu yang totalitas, sebagai suatu system, setiap bagian
tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain. Pernyataan ini hampir menjadi
aksioma yang diterima oleh semua orang, yang kemudian sering dilupakan dan
diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian. Penting sekali untuk selalu
disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang melakukan eksperimen atau menyusun
suatu teori motivasi yang sehat.
2. Hirarki Kebutuhan
Maslow
mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia
menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat
yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi,
orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut.. Maslow membuat
tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima karakteristik. sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan
hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal,
seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan,
harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi
orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat
lain kecuali makanan. Tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini
adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri
manusia yang sangat merasa kekurangan segala-galanya dalam kehidupannya, besar
sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis
dan bukan yang lain-lainnya. Dengan kata lain, seorang individu yang melarat
kehidupannya, mungkin sekali akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan
ini
b. Kebutuhan akan rasa aman
Setelah
kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan Maslow sebagai
kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam
kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut,
cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas,
dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya
seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan.
Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu.
Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak
aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan
stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing
dan tidak diharapkan. Untuk pribadi yang sehat, kebutuhan rasa aman tidak
berlebih-lebihan atau selalu mendesak. Kebanyakan diantara kita ini tidak
menyerah atau sama sekali tunduk kepada kebutuhan-kebutuhan rasa aman, tetapi
dalam pada itu juga kita merasa tidak puas kalau jaminan dan stabilitas sama
sekali tidak ada.
c. Kebutuhan sosial
Setelah
terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup
kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang
akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini,belum
pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya seorang sahabat,
kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan
penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat
(peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk
mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin
telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah
meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting.
Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan
sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu. Maslow
percaya bahwa makin lama makin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan
cinta kerena mobilitas kita.begitu sering kita berganti rumah, tetangga, kota,
bahkan pathner, sehingga kita tidak dapat berakar. Kita tidak cukup lama berada
disuatu tempat untuk mengembangkan perasaan yang memiliki. Banyak orang dewasa
merasakan kesepian dan terisolasi, meskipum mereka hidup ditengah-tengah orang
banyak.
d. Kebutuhan akan penghargaan
Maslow
membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan secara internal dan
eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri,
kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,
ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal)
menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan,
ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang
yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan
lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan
menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta
perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini
adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan
diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau
sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut
Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia
untuk tumbuh berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut oleh Maslow
sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat
untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut
kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul
setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara
memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting
dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan
kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia
berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan
antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer
yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian.
Dalam konteks ini, piramida kebutuhan Maslow yang berangkat dari titik tolak
kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri diputarbalikkan. Dengan demikian
perilaku organisme yang diharapkan bukanlah perilaku yang rakus dan
terus-menerus mengejar pemuasan kebutuhan, melainkan perilaku yang lebih suka
memahami daripada dipahami, memberi daripada menerima.
Konsep
yang mendasar bagi teori maslow adalah manusia di motivasikan oleh sejumlah
kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan
berasal dari sumber genetis atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak
semata-mata bersifat fisiologis tetapi juga psikologis. Kebutuhan-kebutuhan itu
merupakan inti dari kodrat manusia, hanya saja manusia lemah dan mudah
diselewengkan dan dikuasai oleh proses belajar, kebiasaan atau tradisi yang
keliru. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah aspek instrinsik kodrat manusia yang
tidak akan mati karena kebudayaan. Suatu kebutuhan dapat dikatakan sebagai
kebutuhan dasar jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. ketidak-hadirannya
menimbulkan penyakit
2. kehadirannya
mencegah timbulnya penyakit
3. pemulihannya
menyembuhkan penyakit
4. dalam situasi tertentu yang
sangat komplek dan dimana orang bebas memilih, orang yang sedang berkekurangan
ternyata mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan lainnya.
5. Kebutuhan
itu tidak aktif, lemah atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang
sehat.
Suatu
catatan yang diberikan oleh Maslow bahwa meskipun kebutuhan manusia
bertingkat-tingkat, namun jangan terlalu kaku menanggapinya, mungkin saja orang
yang belum terpenuhi kebutuhan makanannya juga menginginkan rasa aman, atau
orang yang belum sempurna rasa amannya juga menginginkan kasih sayang atau
orang pada tingkat rendah mungkin akan terpuaskan hanya dengan makanan saja dan
seterusnya.
Kepribadian
sehat menurut Maslow:
Maslow
berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia
telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing
person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self actualizinga-needs person,
dengan nama metamotivation, meta-needs B-motivation, atau being values
(kebutuhan untuk berkembang). Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu
mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau deficiency.
Di bawah ini ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi
·
Metanees : Sikap percaya, bijak dan baik, indah (estetis), kesatuan
(menyeluruh), energik dan optimis, pasti, lengkap, adil dan altruis, berani,
sederhana (simple)
·
Metapologis : Tidak percaya, sinis dan skeptic, benci dan memuakkan, vulgar dan
mati rasa, disintegrasi, kehilangan semangat hidup, pasif dan pesimis, kacau dan
tidak dapat diprediksi, tidak lengkap dan tidak tuntas, suka marah-marah, tidak
adil dan egois, rasa tidak aman dan memerlukan bantuan, sangat komplek dan
membingungkan
Mengenai
self-actualizing person,atau orang yang sehat mentalnya, Maslow
mengemukakanciri-cirinya sebagai berikut:
1) Mempersepsi
kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam
menjalaninya
2) Menerima
dirinya sendiri, orang laindan lingkungannya.
3) Bersikap
spontan, sederhana, alami, bersikap jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4) Mempunyai
komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami
orang lain).
5) Bersikap
mandiri atau independen.
6) Memiliki
apresiasi yang segar terhadap lingkungan di sekitarnya
7) Mencapai
puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan
yang luar biasa. Pengalaman ini cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan
8) Memiliki
minat social, simpati, empati dan altruis
9) Sangat
senang menjalin hubungan interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan
orang lain
10) Bersikap
demokratis (toleran, tidak rasialis, dan terbuka)
11) Kreatif
(fleksibel, spontan, terbuka dan tidak takut salah).
Pandangan
maslow tentang hakikat manusia yaitu manusia bersifat optimistik, bebas
berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil,
dan baik. Menurut dia kepribadian itu dipengaruhi oleh hereditas dan
lingkungan. Dalam kaitannya dengan peran lingkungan, khususnya di sekolah dalam
mengembangkan self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang
sebaiknya membantu siswa menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri.
Diantaranya:
1) Membantu
siswa untuk mengeksplorasi pekerjaan
2) Membantu
siswa untuk memehami keterbatasan (nasib) dirinya
3) Membantu
siswa untuk memperoleh pemahaman tentang nilai nilai
4) Membantu
siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga
5) Mendorng
siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya
6) Memfasilitasi
siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan
rasa diakui).
Erich Fromm
Erich Fromm yang pernah menuliskan “kita adalah
orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan keperluan-keperluan masyarakat
dimana kita hidup”. Karena kekuatan-kekuatan sosial dan kultur begitu penting,
fromm percaya bahwa perlu menganalisis struktur masyarakat. Jadi kodrat
masyarakat adalah kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian manusia. Apakah
suatu kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang
membantu atau mengambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
Fromm memberikan suatu gambaran yang jelas tentang
kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai sepenuhnya, kreatif,
memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia
dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat,
berhubungan dengan dan berakar didunia, subjek atau pelaku dari diri dan nasib,
dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang. Akan tetapi ada salah satu pengertian dimana kepribadian
sehat dan produktif benar-benar menghasilkan sesuatu dan merupakan hasil yang
sangat penting dari individu, yakni diri. Orang-orang sehat menciptakan diri
mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, dengan menjadi semua menurut
kesanggupan mereka dan memenuhi semua kapasitas mereka.
·
Pengertian dasar dari teori fromm
Fromm adalah seorang teoretikus kepribadian yang handal,
beliau sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx. Tulisan-tulisan fromm
dipengaruhi oleh pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusasteraan
dan filsafat. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang yang merasa
kesendirian dan terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain.
Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang hal itu adalah
situasi khas manusia. Anak, misalnya, bebas dari ikatan-ikatan primer dengan
orang tuanya, tetapi dengan akibat bahwa ia merasa terisolasi dan tak berdaya.
Dalam teorinya tentang irasionalitas manusia, fromm
mengembangkan dan memperhalus teorinya sendiri tentang kepribadian dalam suatu
seri buku-buku yang sangat populer pada saat itu. Sistemnya menggambarkan
kepribadian sebagai suatu yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan sosial yang
mempengaruhi individu dalam masa kanak-kanak dan juga oleh kekuatan-kekuatan historis
yang telah mempengaruhi perkembangan spesies manusia.
Fromm menulis “kita adalah orang-orang yang harus menjadi
sesuai dengan keperluan-keperluan masyarakat di mana kita hidup ”. karena
kekuatan sosial dan kultural begitu penting, from percaya bahwa perlu
menganalisis struktur masyarakat (masa lampau dan sekarang) dikarenakan
memahami struktur anggota-anggota individu dalam masyarakat itu. Jadi, kodrat
masyarakat adalah kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian manusia.
Sebagaimana halnya kebudayaan, maka sama halnya dengan individu. Apakah suatu
kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu
atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk
kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefinisikan
menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan
kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya
individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Kerena itu kesehatan
psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha individu jika dibandingkan
dengan usaha masyarakat. Faktor kuncinya ialah bagaimana suatu masyarakat
memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
Suatu masyarakat tidak sehat atau sakit menciptakan
permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan
menghalangi pertumbuhan yang terjadi dalam setiap individu. Suatu masyarakat
membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lainnya, menjadi
produktif dan kreatif, mempertajam dan memperhalus tenaga pikiran dan
objektifitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu yang berfungsi
sepenuhnya.
Fromm percaya bahwa kita semua memiliki suatu perjuangan
yang melekat pada diri kita untuk kesehatan dan kesejahteraan emosional, suatu
kecenderungan bawaan untuk kehidupan yang produktif, untuk keharmonisan dalam
cinta. Dengan adanya kesempatan, kecenderungan yang diwariskan ini akan
berkembang, yang memberikan individu berkembang untuk menggunakan sepenuhnya potensi
yang ada.
Menurut fromm, kita adalah makhluk yang unik dan
penyendiri. Sebagai akibat dari evolusi hewan yang sederhana, kita tidak
bersatu dengan alam; kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku
binatang, tingkah laku kita tidak terkait pada mekanisme-mekanisme instinktif.
Akan tetapi perbedaaan yang sangat penting antara manusia dengan binatang
adalah terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal.
·
Kepribadian yang sehat menurut Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian
yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki
kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri
secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan
dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas
dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi
produktif , yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian
yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow.
Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari
potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata
itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi
kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap
orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap
diri sendiri.
Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat
membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif.
Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang produktif,
kebahagian dan suara hati.
a. Cinta yang
produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana
rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang
produktif merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih
sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena
cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian,
tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.
b. Pikiran yang
produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan
objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap
objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
c.
Kebahagian adalah
suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi
produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm
menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana
berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi
kehidupan yang paling luhur.
d. Suara
hati memiliki dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanistik. Suara hati
otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang
memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara
dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman
kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang
bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan
menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan
seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan
Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau
menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit,
maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup
dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan
produktivitas.
·
Ciri-ciri kepribadian yang sehat
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari
dikotomi kebebasan dan keamanan.
1. Hubungan
manusia menyadari hilangnya ikatan
utama dengan alam dan dengan satu sama lainnya. Kita mengetahui
bahwa kita masing-masing terpisah sendirian dan tak berdaya. Sebagai akibatnya,
kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang-orang lain; kita harus
menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan
ikatan-ikatan yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa pemuasaan kebutuhan
untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini sangat penting untuk
kesehatan psikologis. Tingkah laku yang irasional, bahkan penyakit jiwa,
merupakan akibat yang tidak dapat dielakan karena kegagalan dalam memuaskan
kebutuhan ini. Dalam sistem fromm, orang-orang yang tidak dapat mengamati dunia
secara objektif, yang dapat mengamatinya hanya menurut proses-proses batin,
telah mengundurkan diri kedalam diri mereka dan kehilangan seluruh kontak
dengan kenyataan. Inilah definisi tradisional tentang penyakit jiwa.
2. Trasendensi
trasendensi
berhubungan erat dengan kebutuhan akan hubungan seperti kebutuhan manusia untuk
mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari
kodrat kelahiran dan kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan,
manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk
yang aktif dari kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan
menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia
mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai
suatu perasaan akan maksud dan kebebasan.
3. Berakar
hakikat dari kondisi manusia seperti kesepian dan tidak
berartihal ini timbul dari pemutusan ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa
akar-akar ini orang tak akan berdaya, jelas merupakan kondisi yang amat berat.
Cara yang ideal ialah membangun suatu perasaan persaudaraan denag sesama umat
manusia, suatu perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam
masyarakat. Perasaan solidaritas denagn orang-orang lain ini memuaskan
kebutuhan akan berakar, untuk yang mengkoneksikan dan berhubungan dengan dunia
luar.
4. Perasaan
identitas
manusia juga membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai
individu yang unik, suatu identitas menempatkannya terpisah dari orang-orang
lain dalam hal perasaanya tentang dia, siapa dan apa. Cara yang sehat untuk
memenuhi kebutuhan ini ialah individualitas, proses seseorang menciptakan suatu
perasaan tertentu tentang identitas diri. Orang-orang yang mengalami
individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti lebih
mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh
orang-orang lain.
5. Kerangka
orientasi
bersambung dengan pencarian suatu perasaan diri yang unik
ialah suatu pencarian frame of reference atau konteks dengan
mana seseorang menginterprestasikan semua gejala dunia. Setiap individu harus
merumuskan suatu gambaran konsisten tentang dunia yang memberikan
kesempatanuntuk memahami semua peristiwa dan pengalaman. Dasar yang ideal untuk
kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk
mengembangkan suatu gambaran realitas dan objektif tentang dunia. Terkandung
dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia secara objektif, untuk
menggambarkan dunia denagn tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa
subjetif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan didalam diri.
Dari uraian sederhana diatas dapat disimpulkan bahwa
kepribadian sehat adalah milik dari setiap individu, pada dasarnya manusia
dilahirkan dalam kondisi yang bahagia didalam keadaan menyakitkan sekalipun.
Pribadi yang sehat terdapat di setiap insan manusia yang mau menerima
kekurangan dan kelebihan dengan penuh bahagia serta menyadari arti kehidupan
dengan penuh kebijaksanaan. Maka dari itulah kepribadian yang sehat itu muncul
Sumber :
Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi
Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Kehidupan Bermakna. Jakarta:
Rajawali Press.
Corey, G. 2003. Teori dan Praktek
Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama
Frankl, Victor E. 2003. Logoterapi
Terapi Melalui Pemaknaan Eksistensi. Jogjakarta: Kreasi Wacana.
Hall S, C .,&
Lindzey, G. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius. Yogyakarta
Suryabrata, S.psikologi
kepribadian. Jakarta: kanisius, 1982.
Puspitawati,
I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.(1996). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I.
Jakarta. Gunadarma.
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum
2. Depok: Universitas Gunadarma.
http://www.psychologymania.com/2013/01/aliran-psikologi-behaviorisme.html.